Oleh : Desi Hidayatul Isnawati. S.Kep (Staf STIKes Hamzar)
Indeks Prestasi Komulatif atau biasa disebut IPK adalah nilai indeks yang dididapatkan dari akumulasi akhir seluruh nilai yang diperoleh seseorang yang menempuh pendidikan di bangku kuliah dan merupakan tolak ukur kelulusan serta pengetahuan seseorang. Pengetahuan akademik yang ditunjukkan dengan IPK menjadi hal yang sangat penting. Banyak orang berpikir bahwa IPK atau pengetahuan yang tinggi di bidang akademik akan mempermudah seseorang mendapatkan pekerjaan dan posisi yang bagus saat berada di dunia kerja nanti.
Faktanya, saat ini persaingan di dunia kerja khususunya di bidang kesehatan sangat ketat dan banyak perusahaan atau intsansi-instansi kesehatan yang menerima calon karyawan dengan mencantumkan keahlian lainnya selain ilmu yang didapatkan dari bangku kuliah. Misalnya keterampilan mengoperasikan komputer/laptop, kemampuan menggunakan bahasa asing, atau memiliki sertifikat-sertifikat keahlian khusus seperti sertifikat praktisi pijat dan spa bayi untuk lulusan bidan, sertifikat pelatihan perawatan luka untuk perawat, atau sertifikat praktisi sunat modern yang sedang populer, serta keahlian lainnya yang akan menjadi poin tambahan untuk seseorang yang melamar pekerjaan agar dapat diperhitungkan untuk diterima dan diberikan posisi bagus di tempat kerja.
Selain kemampuan akademik dan keahlian khusus, pengalaman aktif berorganisasi menjadi hal yang penting dan akan lebih dipertimbangkan untuk dijadikan karyawan karena mereka memahami dalam beroragnisasi ada pola kerjasama tim dan koneksi yang lebih luas sehingga kesempatan/peluang mendapatkan pekerjaan dan karir yang bagus sangat terbuka.
Tenaga kesehatan seperti perawat dan bidan yang sudah memiliki keahlian khusus memberikan keuntungan lainnya ketika gagal mendapatkan pekerjaan di Puskesmas atau Rumah Sakit, yaitu mereka dapat menciptakan pekerjaan sendiri misalnya dengan membuka layanan pijat dan spa ibu dan bayi bagi lulusan bidan, pelayanan perawatan luka dan sunat modern bagi masyarakat untuk lulusan perawat, serta masih banyak contoh layanan lainnya yang bisa dikembangkan menjadi usaha mandiri perawat dan bidan selain menjadi perawat dan bidan di Puskesmas ataupun Rumah Sakit. Selain itu, tenaga kesehatan yang sudah bekerja di Puskesmas dan Rumah Sakit juga bisa menggunakan keahlian khusus mereka diluar jam kerja dengan membuka praktek mandiri perawat dan bidan yang dapat menjadi tambahan penghasilan.
IPK atau pengetahuan akademik yang tinggi tidaklah cukup untuk menunjang karir. Oleh karena itu, ketika seseorang memiliki cita-cita setelah lulus dari bangku kuliah dan ingin langsung mendapat pekerjaan, khususnya bagi lulusan perawat dan bidan maka saat menempuh pendidikan di bangku kuliah sebisa mungkin mereka harus mengembangkan kemampuan akademik maupun non akademik/softskill secara bersamaan serta aktif berorganisasi sehingga dapat membuka kesempatan lebih luas untuk berkarir. Bahkan setelah lulus dan mendapat pekerjaan pun seseorang atau tenaga kesehatan harus terus menggali potensi diri untuk mengembangkan ilmu dan keterampilan yang dapat mendukung kinerja selama bekerja dan berkarir.