(GERAKAN PRAMUKA BANTU SIMPAN DARAH GUNA CEGAH KEMATIAN IBU HAMIL DAN MELAHIRKAN) DI DESA GUNUNG RAJAK WILAYAH KERJA PUSKESMAS RENSING KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Oleh :
Baiq Mery Sintana, S.Keb
Mahasiswa Profesi Bidan Angkatan 5 STIKes Hamzar Lombok Timur
Penerima Penghargaan Bidan Teladan Nasional 2023
Di Desa Gunung Rajak pada tahun 2018 terdapat 12 kasus perdarahan dimana 1 kasus berakhir dengan kematian. Penulis selaku Bidan Desa Gunung Rajak yang ditugaskan mulai pada bulan Januari tahun 2019 juga menemukan 10 kasus perdarahan ibu hamil dan melahirkan pada tahun tersebut yang di tangani di RSUD dr. R. Soedjono Selong, 3 kasus diantaranya membutuhkan trasnfusi darah segera. Namun penulis selaku bidan desa dan keluarga pasien mengalami kesulitan dalam menemukan pendonor. Hal ini menyebabkan pasien tidak mendapatkan pelayanan segera.
Adapun langkah awal yang pernah penulis lakukan adalah menghubungi keluarga dan kerabat pasien, namun banyak yang beralasan bahwa keluarga atau kerabat mereka tidak mengetahui golongan darahnya sehingga keluarga pasien membayar orang yang bersedia mendonorkan darahnya seperti tukang ojek, tukang sapu, dan buruh harian lepas yang berada di sekitaran RSUD dr. R. Soedjono Selong sehingga menambah beban ekonomi masyarakat yang kurang mampu.
Di Desa Gunung Rajak yang merupakan wilayah kerja puskesmas Rensing kecamatan Sakra Barat, sampai dengan tahun 2019 belum ada wadah yang mendukung ketersediaan darah. Hal ini mempengaruhi kesiapan untuk menghadapi kasus-kasus yang membutuhkan transfusi darah guna menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu. Berbagai upaya telah dilakukan termasuk melalui pengoptimalan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di desa Gunung Rajak. Namun terdapat kendala yakni sulitnya mendapatkan calon pendonor darah.
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis selaku bidan Desa Gunung Rajak berinisiatif membentuk suatu bank darah desa sebagai wadah pemenuhan kebutuhan darah bagi masyarakat Desa Gunung Rajak diawali dengan pendataan calon pendonor darah dibantu oleh bagian Laboratorium Puskesmas Rensing untuk penyediaan reagen dan pemeriksaan golongan darah. Kepala dusun dan kader turut membantu pendataan dengan berkeliling dari rumah ke rumah dari tanggal 17-25 Juli 2019. Hasil pendataan tersebut didapatkan sebanyak 316 data golongan darah.
Namun dari sekian jumlah pendataan masih banyak yang tidak mau donor dengan berbagai macam alasan diantaranya kurangnya pengetahuan masyarakat akan manfaat donor darah bagi diri sendiri dan orang lain, adanya keyakinan yang mengatakan bahwa donor darah haram, adanya anggapan jual beli darah, takut jarum suntik dan bila melakukan donor darah akan cepat sakit dan meninggal.
Terpikir bagaimana di Desa Gunung Rajak tersedia stok darah yang dapat digunakan kapanpun masyarakat membutuhkan. Bidan desa kemudian berupaya menjalin kerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Lombok Timur dengan isi perjanjian kerjasama (MOU) bahwa Desa Gunung Rajak bersedia melakukan donor darah rutin sesuai jadwal dari PMI dengan keuntungan jika sewaktu-waktu masyarakat membutuhkan darah maka PMI harus bersedia memberikan darah tanpa harus mencari pendonor lagi.
Dari hasil evaluasi dua kali kegiatan donor darah di tahun 2019 dengan PMI ternyata hanya mendapatkan sekitar 30 kantong, hasil perolehan ini tidak mencukupi kebutuhan darah bagi ibu hamil dan melahirkan karena pada tahun tersebut terdapat sekitar 50 ibu hamil dimana setiap ibu hamil membutuhkan persiapan setidaknya 3-4 kantong darah. Penulis selaku bidan desa berusaha berpikir kembali upaya apa yang bisa dilakukan agar mendapatkan lebih banyak kantong darah.
Penulis melihat ada Sekretariat Gerakan Pramuka Kwaran Sakra Barat yang berlokasi di dekat Polindes Gunung Rajak. Anggota Gerakan Pramuka ini memiliki potensi untuk menjadi pendonor aktif di Bank Darah Desa Gunung Rajak, dilihat dari jumlah anggota, rentang usia yang sehat dan mereka sudah memiliki jiwa sosial yang tinggi.
Pada tahun 2020 akhirnya penulis melakukan pendekatan kepada pengurus Gerakan Pramuka Kwaran Sakra Barat untuk terlibat dalam Bank Darah Desa Gunung Rajak dan mendapatkan sambutan yang baik. Antusias mereka terlihat dari 510 anggota pramuka yang terdaftar, ada 175 anggota yang memenuhi kriteria dan siap menjadi pendonor darah, maka terbentuklah inovasi “GERAKMU SI DARA CENTIL” (Gerakan Pramuka Bantu Simpan Darah Guna Cegah Kematian Ibu Hamil dan Melahirkan). Hasil dari inovasi ini mampu mengumpulkan sekitar 60-70 kantong darah setiap kegiatan. Jumlah ini sudah melampaui kebutuhan ibu hamil dan melahirkan di Desa Gunung Rajak.
Bentuk kegiatan dari inovasi GERAKMU SI DARA CENTIL, selain melakukan donor darah rutin, anggota bank darah juga siap melakukan donor darah kapanpun bila ada pasien yang membutuhkan darah segar.
Tahun 2021 RSUD dr. R.Soedjono Selong membentuk Unit Trasfusi Darah dan melihat potensi Bank Darah Desa Gunung Rajak. Melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur, maka pihak RSUD dr. R. Soedjono Selong bekerjasama dengan Bank Darah Desa Gunung Rajak, dimana terdapat bunyi kesepakatan kerjasama apabila masyarakat Gunung Rajak membutuhkan darah maka harus siap kapanpun tanpa harus mencari pendonor lagi. Kerjasama tersebut sudah berjalan sampai saat ini sehingga mampu menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi di Desa Gunung Rajak. Manfaat lainnya juga dirasakan oleh masyarakat umum baik dari Desa Gunung Rajak maupun di Desa yang lain. Inovasi “GERAKMU SI DARA CENTIL” didukung penuh oleh Desa melalui ADD sejak tahun 2020.
Inovasi ini mampu menggugah bidan desa lain untuk membentuk bank darah desa. Terbukti dari 4 desa di Kecamatan Sakra Barat yang sudah membentuk bank darah desa sejak tahun 2022. Inovasi ini memberikan manfaat yang sangat besar pada masyarakat dan meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa setetes darah yang kita berikan mampu menyelamatkan nyawa.