Rabu, 06 Februari 2019, sejumlah tokoh agama, tokoh masyarakat, beserta Kapolres Lombok Timur dan Kapolsek Kec. Wanasaba menggelar pertemuan di STIKes Hamzar.
Dalam acara silaturrahmi ini, dibahas beberapa masalah yang sedang marak terjadi di Kecamatan Wanasaba. Diantaranya terkait peredaran dan penyalahgunaan narkoba khususnya di kalangan anak muda pada usia sekolah, pemerkosaan/pelecehan seksual, tindakan asusila di tempat-tempat wisata, dan adanya ucapan kasar kepada para ulama terkait perbedaan pendapat, khususnya perbedaan pilihan pada Pemilu 2019.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Maraqitta’limat , Dr. Drs. TGH. Hazmi Hamzar, SH., MH., CIL, menghimbau kepada Kapolres Lombok Timur dan Kapolsek Wanasaba selaku aparat pemerintah yang memiliki wewenang untuk dapat bekerjasama menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
TGH Hazmi Hamzar, mewakili para tokoh agama dan masyarakat mengusulkan beberapa solusi terkait masalah tersebut, seperti pembinaan terhadap anak-anak yang terindikasi terkena narkoba, mengadakan program polisi wisata di objek wisata dengan memberdayakan pemuda setempat, membuat himbauan kepada masyarakat terkait tidak diperbolehkannya menyerang seseorang ataupun kelompok tertentu yang berbeda pendapat, terlebih kepada para ulama.
Kapolres Lombok Timur, AKBP. Ida Bagus Made Winarta, S.I.K., menyambut baik usulan tersebut dan siap bekerjasama dalam menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
Mengenai adanya peredaran dan penyalahgunaan narkoba, Kapolres Lombok Timur siap menerjunkan timnya untuk melakukan sosialisasi narkoba. Pun akan siap menindaklanjuti laporan-laporan adanya penemuan peredaran dan penyalahgunaan narkoba yang terjadi di tengah masyarakat.
Terkait adanya tindakan amoral di tempat-tempat wisata, Kapolres siap menggali potensi lokal untuk diberdayakan. “Kita mengurangi hal-hal yang sifatnya tidak baik,” kata Kapolres Lombok Timur. “Bila perlu kita buat polisi wisata dari pemuda lokal. Saya siap membantu pendanaan untuk pengadaan seragam polisi wisata tersebut,” kata TGH Hazmi Hamzar antusias dengan tanggapan Kapolres..
Lalu terkait para ulama yang terkena ucapan tidak baik dari masyarakat karena perbedaan pendapat, khususnya perbedaan pilihan pada Pemilu 2019, Kapolres Lombok Timur akan membuat maklumat terkait hal tersebut. Kapolres juga memohon kerjasama dari para ulama untuk bersama-sama mengedukasi masyarakat, terutama dalam menghadapi banyaknya hoax yang beredar. “Kami mendapat perintah untuk meminimalisir hoax-hoax tersebut. Hoax ini adalah salah satu potensi gangguan yang bisa menyebabkan musibah bencana,” kata Kapolres Lombok Timur. (Ag)