Oleh SITI NAILI ILMIYANI., S.ST., M.Keb
Dosen STIKes Hamzar
Covid–19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh salah satu jenis korona virus. Gejala-gejala covid–19 yang paling umum ditemukan pada pasien adalah demam, rasa lelah dan batuk kering. Beberapa pasien juga mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Gejala-gejala yang dialami oleh pasien biasanya bertahap, bahkan ada beberapa orang yang terinfeksi covid-19 tidak merasakan gejala apapun dan tetap merasa sehat. Orang dapat tertular covid-19 dari orang lain yang terjangkit virus ini. Virus ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui percikan-percikan dari hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terjangkit covid–19 batuk atau bersin. Percikan-percikan ini kemudian jatuh ke benda-benda dan permukaan sekitar. Orang yang menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung atau mulutnya dapat terjangkit covid-19. Oleh sebab itu penting bagi kita untuk menjaga jarak lebih dari 1 meter.
Akibat pandemi covid-19 saat ini dunia sedang menghadapi krisis kesehatan global dan sosial ekonomi. Di negara kita sendiri kehidupan masyarakat bahkan jutaan anak Indonesia seolah-olah terhenti. Pembatasan sosial, penutupan sekolah dan perguruan tinggi berdampak pada pendidikan, ekonomi, kesehatan mental dan akses pelayanan kesehatan dasar.
Pandemi covid-19 juga telah menyebabkan terjadinya masalah pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan terutama pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Rekomendasi yang dikeluarkan oleh PP Pogi yang disampaikan oleh ketua Himpunan Obstetric Ginekologi Sosial Indonesia (HOGSI), Dr. dr R. Soerjo Hadijono SpOG (K) pada acara Webinar Ikatan Bidan Indonesia (IBI) bekerja sama dengan USAID Jalin pada tanggal 22 April dan 30 April 2020 tentang Pelayanan Antenatal Pada Masa Pandemi Covid–19. Dr. dr R. Soerjo Hadijono menjelaskan bahwa pada trimester 1 pemeriksaan antenatal dibutuhkan untuk skrining faktor resiko dan pemeriksaan ultrasonograpi bila ada keluhan serta kecurigaan terhadap kejadian kehamilan ektopik, pada trimester II pemeriksaan ANC dapat dilakukan melalui tele konsultasi/konseling kecuali di jumpai kondisi gawat darurat, pada trimester III pemeriksaan antenatal harus dilakukan dengan tujuan utama untuk menyiapkan proses kehamilan. Adapun kondisi yang membutuhkan pemerikasaan antenatal adalah mual/muntah hebat, perdarahan banyak, gerakan janin berkurang, ketuban pecah, nyeri kepala hebat, tekanan darah tinggi, kontraksi berulang, ibu kejang, ibu hamil dengan DM Gestasional, PEB, pertumbuhan janin terhambat dan penyakit penyerta lain.
Keluhan yang sering kita temui pada ibu hamil adalah masalah mual muntah terutama pada trimester pertama. Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual ini mulai dialami sejak awal kehamilan. Salah satu bentuk terapi komplementer dalam mengurangi terjadinya mual adalah pemberian aromaterapi. Mekanisme kerja aromaterapi pada tubuh manusia adalah sebagai berikut : minyak tumbuh-tumbuhan yang merupakan sumber aromaterapi dapat masuk ke dalam tubuh dengan 2 cara yaitu diabsorbsi kulit dan inhalasi, pemberian aromaterapi dapat dilakukkan dengan cara Inhalasi, Topikal atau dioles, Pijatan, dan Semprotan untuk ruangan. Penelitian yang berkaitan dengan pemberian aromaterapi pada ibu hamil mengatakan bahwa pemberian aromaterapi pepermint inhalasi pada ibu hamil trimester I efektif menurunkan mual muntah dan menurut Tillett (2010) dan Burns (2000) dalam Systematic Review Smith (2011) belum ada penelitian atau bukti nyata bahwa pemberian aromaterapi pada ibu berdampak merugikan ibu maupun janin.
Pada Pedoman Bagi Ibu Hamil, Bersalin Nifas dan Bayi Baru Lahir di Era Pandemic COVID–19 yang di terbitkan oleh Kementerian Kesehatan RI 2020, ibu hamil diharapkan senantiasa menjaga kesehatan dengan menkonsumsi makanan bergizi seimbang, menjaga kebersihan diri dan tetap mempraktikkan aktivitas berupa senam ibu hamil, yoga/pilates/aerobic peregangan secara mandiri di rumah agar ibu tetap bugar dan sehat.
Yoga merupakan salah satu bagian dari terapi komplementer. Yoga yang biasa diterapkan pada ibu hamil disebut prenatal yoga. Prenatal yoga merupakan jenis yoga yang dirancang khusus untuk ibu hamil dalam mempersiapkan proses persalinan yang nyaman. Manfaat yang didapatkan dalam melakukan prenatal yoga adalah menjaga keseimbangan hormon, mengurangi morning sickness, mengurangi keluhan sembelit, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah terjadinya sakit saat hamil, meningkatkan sirkulasi darah, meremajakan otot-otot kaki, menguatkan lutut, pergelangan kaki dan paha dan meredakan gejala linu pinggul yang biasa di rasakan oleh ibu hamil disebabkan oleh tekanan bayi. Kontra indikasi prenatal yoga adalah preeklamsia, placenta previa, cervix incompetent, hipertensi dan riwayat perdarahan/ keguguran berulang pada kehamilan sebelumnya.
Sedangkan pada masa nifas salah satu terapi komplementer yang dapat diterapkan adalah herbal compresses. Teknik ini merupakan gabungan antara teknik di Swedia dan Thailand. Di Thailand sendiri biasanya disebut dengan hot herbal compresses. Herbal compresses terbuat dari kain yang dibuat dalam bentuk bola kemudian ujung-ujung kain diikat mejadi satu di dalamnya terdapat ramuan herbal yang terdiri dari jeruk purut, kunyit, kapur barus, serai, serta rempah-rempah lainnya, kemudian bola ini di panaskan (dikukus) terlebih dahulu. Manfaat dari herbal compresses adalah melancarkan peredaran darah, mengurangi pembengkakan, menghilangkan peradangan otot, menghilangkan rasa sakit dan menghilangkan pembengkakan pada payudara. Penelitian yang dilakukan oleh Ketsuwan et al (2018) menunjukkan bahwa herbal compresses dapat mengurangi rasa sakit pada payudara ibu post partum yang mengalami pembengkakan, hal–hal yang perlu diketahui sebelum menggunakan herbal compresses adalah tidak boleh diberikan pada pada saat panas. Pada saat digunakan lapisi herbal compresses dengan handuk yang bersih, jangan menekan terlalu keras, kompres pada daerah yang sudah di tentukan.
Bagaimana analisis anda terhadap jenis terapi tersebut dari berbagai aspek baik secara biomedis, keamanan, kelayakan dan kemanfaatannya?